Sahabatku yang saya cintai, semoga kita semua selalu mendapatkan petunjuk yang lurus dariNya amin. Pada kesempatan kali ini dosenmuslim.com akan membagikan ilmu tentang makalah pemilihan dan penggunaan media pendidikan agama Islam yang di lengkapi dengan referensi dari sumber buku.
Oleh sebab itu, mari sebelum mempelajari ilmu tersebut di bawah ini mari kita membaca basmalah terlebih dahulu BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM. selamat membaca 🙂
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dosen Pengampu: Hairiyah SPd.I, M.S.I.
Disusun oleh:
FATAH SAIFUL ANWAR (151100230)
FATIMATUZZAHROK (151100231)
GILANG MAULANA ADAM (151100232)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2015
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas pada hakikatnya itu proses komunikasi tersendiri bagi guru dan siswa dimana guru dan siswa bertukar pikiran atau pendapat untuk mengembangkan ide. Terkadang dalam komunikasi timbul penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi antara gru dan siswa tidak efektif dan efisien, bisa disebabkan oleh kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, ataupun kurangnya minat.
Untuk mengatasi keadaan seperti itu salah satu usahanya yaitu pemilihan dan penggunaan media secara terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan tersebut, fungsi media dalam kegiatan tersebut di samping penyaji stimulus informasi, sikap dan lain sebagainya, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.
Media sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Dan masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu perlu sekali memilih dengan cermat dan tepat agar bisa digunkan secara tepat .
Berikut pembahsan yang akan dijelaskan adalah tentang pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat.
Media pada dasarnya adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dengan kata lain media adalah perantara antara guru dan siswanya dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini maka guru harus bisa memilih media mana yang baik untuk siswanya.
Dasar pertimbangan orang-orang memilih media antara lain adalah a. Merasa sudah akrab dengan media tersebur, b. Merasa media bisa berbuat lebih dari apa yang dilakukannya, misal untuk menarik minat, c. untuk memberi gambaran yang konkrit bagi anak didik. Jadi dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc. Connel (1974) mengatkan bila media itu sesuai pakailah,”if the medium fits use it!”.[1]
Kriteria pemilihan media itu harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, kondisi dan keterbatasan dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat karakteristik media yang bersangkutan.
Seperti telah diuraikan, kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagiandari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media.
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
Media yang berbeda. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
c. Praktis, luwes, dan bertahan
Jika tidak tersedia waktu, dana atau sumber daya lainya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.
d. Guru terampil menggunakannya
Ini merupaka salah satu kriteria utama, apapun media itu, guru harus mampu menggunkannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
e. Pengelompokan sasaran
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan
f. Mutu teknis
Pengembangan visual baik gabar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.[2]
a. Objektifitas
Unsur subjektifitas guru di dalam memilih media pengajaran harus dihindari. Artinya guru tidak boleh memilih media pengajaran sesuka hati atau kesenangan pribadi.
b. Program pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya maupaun kedalamanya. Terkecuali jika program itu hanya dikasutkan untuk mengidi waktu senggang saja, daripada anak didik bermain tidak karuan.
c. Sasaran program
Yang dimaksut adaalah anak didik yang menerima informasi pengajaran melalui media pembelajaran. Pad usia tertentu atau tingkat tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berfikirnya, daya imajinasinya, kebutuhan, ataupun daya tahan dalam beljar. Maka media yang akan digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangannya.
d. Situasai dan kondisi
Yang dimaksut disini yaitu situasi dan kondisi di sekolah dan anak didik yang akan mengikuti pelajaran.
f. Kualitas teknik
Apakah media pengajaran yang akan digunakan itu sudah sesuai atau memenuhi syarat belom, jadi media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan.
g. Efektifitas dan efisiensi penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang ingin dicapai, sedanglan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Dalam penggunaan media keefektifan meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik, sedangkan efisiensi itu apakah dengan mengunakan media tersebut waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin .[3]
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologi yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
Ada tiga model prosedur pemilihan media yang dikemukakan oleh Arif S Sadiman yaitu:
Meskipun belum ada penelitian khusus tentang hal ini, tampaknya model cheklist lebih sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media jadi, model matrix laenih serasi untuk digunakn pada media rancangan, sedangkan model flowchart dapat digunakan baik untuk maenggambarkan proses pemilihan media jadi maupun media rancang.[6]
Pada umumnya prosedur pemilihan media pembelajaran ada enam langkah, yaitu:
B. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang akan dibahas tersebut akan mengikuti taksonomi Leshin dkk (1992) yaitu media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, kegiatan kelompok, dan lain-lain), media berbasis cetakan (buku, iembaran lapis, buku, kerja/latihan), media berbasis visual (grafik, peta, buku,film bingkai/slide), media berbasis audio-visual (vidio, film), dan media berbasis komputer dan vidio interaktif.
1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mgkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu yang terkenal adalah gaya tutorial socrates. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya media manusia dapat mengrahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu kewaktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar.
Medis berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada maslah dan bertanya ala socrates dan rancangan pembelajran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar.
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran media berbasis manusia ialah rancangan pelajran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan interaksi semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif mendorong partisipasi siswa dan jia digunakan dengan baik dapat mempertinggi hasil belajar dan pengalihan pengetahuan. Pembelajarn interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk diantaranya adalah:
Jenis pembelajaran yang dimulai dengan sesi curah pendapat dari seluruh siswa.
Pembelajaran yang dimulai dengan main peran yang diberita tahapan dengan pelaku yang terdiri dari siswa dengan sukarela.
Dimulai dengan mengumumkan bahwa akan ada kuis pada akhir pelajaran.
Dimulai dengan menciptakan tim-tim atau kelompo yang bertanggungjawab untuks saling mengajar pengetahuan atau keterampian khusus.
Amat bermanfaat jika ada bitur-butir informasi penting atau pandangan yang berlawanan.
Merupakan rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses informasi dengan meminta siswa mengorganisasikan seara singkat informasi kedalam penyajian yang tidak lebih dari 99 detik.
2. Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan emnuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong.
Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun1960-an dengan istilah pembelajaran terprogram (programmed instruction) yang merupkan materi untuk belajar mandiri
3. Media Berbasis Visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubngan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Bentuk visual bisa berupa gambar representasi (gambar, lukisan, atau foto), diagram (melukiskan hubungan- hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi), peta (menunjukan hubungan-hubungan ruang), grafik (tabel, grafik, chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antara hubungan seperangkat gambar atau angka-angka).
4. Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalm media audio visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
5. Media Berbasis Komputer
Komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama computer-Managed Instruction (CMI). Ada juga peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar, pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau keduanya. Modus ini dikenal dengan Computer- Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama.
Secara umum penggunaan medi berbasis komputer sebagai media pembelajaran mengikuti proses instruksional yaitu:
Media sangat berpengaruh dalm setiap proses kegiatan belajar mengajar, dari pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran pasti membutuhkan media pembelajaran unuk menunjang proses pembelajaran, dan disamping itu juga apa tujuan kita memilih media pembelajaran dan penggunaanya media pembelajaran yaitu:
Demikian dari kami para pemakalah, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan mungkin jika dalam penulisan tugas makalah kami banyak kesalahan maupun kekurangan kami mohon maaf yang sebesar- besarnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: 1997), PT Rineka Cipta.
Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: 2006), PT RajaGrafindo Persada.
Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, Media Pembelajaran (Jakarta: 2007), PT RajaGrafindo Persada.
Syaiful Bahri Djamaroh, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: 2010), Rineka Cipta.
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 2003), Misaka Galiza.
[1] Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: 2006), PT RajaGrafindo Persada, hal. 84
[2] Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, Media Pembelajaran (Jakarta: 2007), PT RajaGrafindo Persada, hal. 75-76
[3] Syaiful Bahri Djamaroh, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: 2010), Rineka Cipta, hal. 215-217.
[4] Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, Media Pembelajaran (Jakarta: 2007), PT RajaGrafindo Persada, hal. 72-74
[5] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: 1997), PT Rineka Cipta, hal. 34
[6] Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: 2006), PT RajaGrafindo Persada, hal. 87
[7] Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 2003), Misaka Galiza, hal. 119.
[8] Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, Media Pembelajaran (Jakarta: 2007), PT RajaGrafindo Persada, hal. 81-96
Prolog Keutamaan Shalat Dhuha Shalat Dhuha merupakan shalat sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad…
Prolog Hal-hal yang Membatalkan Shalat Agar shalat yang kita kerjakan sah dan diterima oleh Allah…
Prolog Sunah dalam Shalat Agar shalat yang kita kerjakan sah dan diterima oleh Allah SWT,…
Prolog Rukun Shalat dalam pandangan Fiqih Agar shalat yang kita kerjakan sah dan diterima oleh…
Prolog Syarat-syarat Shalat Agar shalat yang kita kerjakan sah dan diterima oleh Allah SWT, maka…
Prolog Syarat-syarat Shalat kita semua pasti ingin shalat kita diterima oleh Allah SWT. Maka sudah…