Pengertian Konseling

Diposting pada

Pengertian Konseling

pengertian konseling yaitu pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis; pengarahan, atau pemberian bantuan oleh konselor kepada konseler sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam memecahkan berbagai masalah; penyuluhan.[1]

Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di mana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing atau konselor dengan klien; dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mangarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagian pribadi dan kemanfaatan sosial. Berikut ini akan dikemukakan beberapa karakteristik yang terkandung dalam pengertian konseling, sebagaimana yang dikutipkan oleh Shertzer dan Stone dalam bukunya Fundamental of Counseling dari Patterson:

  1. Konseling ialah berhubungan dengan usaha untuk mempengaruhi perubahan sebagian besar tingkah laku klien secara sukarela (klien ingin untuk mengubah dan mendapatkan bantuan dari konselor).
  2. Maksud dari konseling ialah menyajikan kondosi yang dapat memperlancar dan mempermudah perubahan sukarela itu (kondisi- kondisi yang demikian itu adalah merupakan kewajiban individu dalam menentukan pilihan yang tepat untuk berdiri sendiri dan memperoleh kepercayaan diri sendiri).
  3. Kondisi yang memperlancar perubahan tingkah laku itu diselenggarakan melalui wawancara (tidak semua wawancara adalah konseling, tetapi konseling selalu menyangkut wawancara).
  4. Suasana mendengar terjadi dalam konseling, tetapi tidak semua proses konseling itu terdiri dari mendengar itu saja.
  5. Konselor memahami klien.
  6. Konseling diselenggarakan dalam suasana pribadi dan hasilnya dirahasiakan.
  7. Klien mempunyai masalah-masalah psikologis dan konselor memiliki keterampilan atau keahlian dalam membantu memecahkan masalah- masalah psikologis yang dihadapi klien.[2]

Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan masalahnya secara individuil. James F. Adams menjelaskan bahwa “konseling adalah suatu pertalian timabal balik antara dua orang individu di mana yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee), supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang”.[3]

Menurut Kartini Kartono, konseling ialah wawancara yang melibatkan dua pihak, konselor dan konseli, dalam pergumulan memahami dan merumuskan masalah, mencari jalan keluar dan melaksanakan jalan keluar. Wawancara konseling dilakukan dalam interaksi/hubungan antara penolong dengan yang ditolong. Hubungan dalam konseling ditandai oleh usaha saling memahami, menghargai dan menerima, yang memperlancar proses menolong.[4]

Mortensen menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya. Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien (siswa) yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan sendiri.[5]

American Personnel and Guidance Association (APGA) mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan.[6]

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konseling adalah “Bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya”.


Refrensi Buku

[1]  Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. II, h. 588.

[2]  Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h. 11-13.

[3] I. Djumhur, Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: C.V. Ilmu, 1975), h. 29.

[4]  Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta: Rajawali, 1985), cet. I, h. 181.

[5] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), cet. I, h. 22-23.

[6] Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), cet. III, h. 5.