Pengertian I’rab dalam Ilmu Nahwu

Diposting pada

Pengertian I’rab

Para ulama’ Nahwu berbeda-beda dalam mendefinisikan i’rab. Tetapi dalam perbedaan pendapat tersebut antara ulama’ satu dengaan yang lainnya mengarah ke pada satu tujuan dan maksud yang sama. Menurut Syekh Zaini Dahlan dalam kitab Matan al-Jurumiyah menjelaskan, bahwa i’rab adalah perubahan keadaan akhir kata karena perbedaan beberapa amil (penyebab perubahan akhir kata) yang menyertainya, baik secara lafal maupun perkiraan.[1]

Sedangkan menurut pendapat Musthafa al-Ghalayain dan Ahmad al-Hasyimi. Mereka menyatakan bahwa i’rab adalah perubahan akhir kata karena perbedaan amil-amil yang masuk pada kata yang dimaksud. Dari pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa segala sesuatu yang berubah karena suatu amil maka disebut mu’ra.[2]


Di dalam buku Ilmu Nahwu Terjemahan Matan al-Jurumiyah dan ‘Imrithy di jelaaskan, bahwa I’rab adalah;

الاعراب هو تغيير اواخر الكلم لاختلاف العوامل الدّاخلة عليها لفظا او تقديرا

“I’rab ialah perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang memasukinya, baik secara lafazh ataupun secara perkiraan.

Maksudnya; I’rab itu mengubah syakal (harakat) tiap-tiap akhir kalimat disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.

Contoh perubahan secara lafadz;

جَاءَ زَيْدٌ             = Zaid telah datang

رَاَيْتُ زَيدًا = Aku telah melihat Zaid

مَرَرْتُ بِزَيْدٍ          = Aku telaah bertemu dengan Zaid

يَضْرِبُ                = Dia memukul

لَنْ يَضْرِبَ            = Dia tidak akan dapat memukul

لَمْ يَضْرِبْ            = Dia tidak memukul

Contoh perubahan secara diperkirakan keberadaan;

يَخْشَى                = Dia merasa takut.

لَنْ يَخْشَ             = Dia tidak akan merasa takut.

لَمْ يَخْشَى             = Dia tidak merasa takut.

جَاءَ الْفَتَى            = Telah datang seorang pemuda.

رَاَيْتُ الْفَتَى           = Aku telah melihat seorang pemuda.

مَرَرْتُ بِالْفَتَى        = Aku telah bertemu dengan seorang pemuda.

اعرابهم تغيير اخر الكلم * تقديرا او لفظا لعامل علم

“I’rab Menurut mereka (Ahli Nahwu) ialah perubahan akhir kalimat, baik secara perkiraan maupun secara lafadz, karena ada amil masuk yang dapat diketahui keberadaannya.[3]


Pembagian I’rab

اقسامه اربعة رفع ونصب وخفض وجزم

“I’rab itu terbagi menjadi empat macam, yaitu i’rab rafa’, i’rab nasab, i’rab nasab, i’rab khaffadz (jer), i’rab jazem.

Di antara contoh dari i’rab-i’rab tersebut ialah, sebagai berikut;

  1. I’rab Rafa’, seperti;  زَيْدٌ قَائِمٌ
  1. I’rab Nasab, seperti;  رَاَيْتُ زَيْدًا
  1. I’rab Khafadh (jer), seperti;  مَرَرْتُ بِزَيْدٍ
  1. I’rab Jazem, seperti;[ لَمْ يَضْرِبْ [4

*Ingin mendalami mengenai i’rab rafa’, nasab. Khaffadz (jer), dan jazem, klik saja di masing-masing i’rab.


Referensi

[1] Ahmad Zaini Dahlan, Matanul Jurumiyah, (Surabaya: Maktabah Al-Hidayah, (tanpa tahun), hal. 6.
[2] Musthafa al-Ghalayain, Jami’ud Durus al-Arabiyah Jilid I, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2005), hal. 14.
[3] Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemah Matan al-Jurumiyah dan ‘Imrithy, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014) cet. ke-33, hal. 11-12.
[4] Ibid. hal. 12.