Pengertian Filsafat
Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang Pengertian Filsafat, yang mana di dalamnya juga tercantum referensinya.
Pengertian Filsafat
Ramayulis di dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” yang mengutip dari Imam Barnadib mengatakan, bahwa dalam segi bahasa kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philar dan sophia. Philar adalah berarti cinta dan Sophia berarti kebenaran atau kebaajikan. Jadi, kata filsafat berarti cinta akan kebenaran atau kebajikan.[1]
Selain itu, Muzayyin Arifin di dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” menjelaskan, bahwa secara harfiah, filsafat berarti “cinta kepada ilmu”. Filsafat berasal dari kata Philo yang artinya cinta dan Sophos artinya ilmu/hikmah.[2] Jadi dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa setiap manusia yang mencintai suatu ilmu/hikmah yang mana dengan ilmu tersebut dia mencari suatu kebenaran dengan mendalam dan tanpa batas maka disebut dengan filsuf. Dan filsafat ini merupakan ilmu pertama yang diamalkan untuk menemukan suatu kebenaran atau sebuah rumusan dari segala ilmu penegtahuan. Sebagaimana Muzayyin di dalam bukunya yang sama menjelaskan, bahwa secara historis, filsafat menjadi induk segala ilmu pengetahuan yang berkembang sejak zaman Yunani kuno sampai zaman modern sekarang.[3]
Baca juga: Makalah Filsafat Pendidikan Beserta Referensinya
Sedangkan secara istilah makna dari filsafat dapat dirumuskan suatu kegiatan berpikir secara mendalam dan bebas, agar hakikat dari kebenaran yang dicari dapat ditemukan. Hal ini sesuai dengan yang dikutip Ramayulis di dalam bukunya dari beberapa ilmuan; pertama, Muhtar Yahya mengatakan bahwa “berpikir filsafat adalah pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti yang bertujuan hanya mencari hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia, dan dibalik alam”. Kedua, Soegardo Poerbakwatja juga mengatakan, bahwa “filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab musabab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan fikiran belaka”. Ketiga, sementara Imam Barnadib menyatakan bahwa “filsafat diartikan sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami segala hal yang timbul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia”.[4] Dengan demikian, dari beberapa pengertian tersebut diharapkan manusia dapat memahami, mengerti, dan mempunyai pandangan yang menyeluruh, mendalam, dan sistematis mengenai dirinya sendiri sebagai manusia, sekitarnya sebagai lingkungan, dan penciptanya sebagai Tuhan.
Pandangan yang mendalam, menyeluruh, dan sistematis ini menghendaki manusia untuk selalu mempunyai daya pikir yang sadar, mendalam, teliti, dan teratur ketika berfilsafat. Hal ini sesuai dengan yang dirumuskan Ramayulis, bahwa berfilsafat adalah berpikir rasional, spekulatif, sistematis, radikal, dan universal.[5]
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami, bahwa filsafat adalah suatu kegiatan berpikir secara mendalam dan menyeluruh dengan disertai tindakan sadar, teliti, dan teratur agar hakikat dari sebuah kebenaran dapat ditemukan.
Referensi Buku
[1] Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam), (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), cet. ke-4, hlm. 2.
[2] Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) cet. ke-7, Ed. Rev., hlm. 3.
[3] Ibid, hlm. 3.
[4] Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam), (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), cet. ke-4, hlm. 2.
[5] Ibid, hlm. 3.