Kesehatan Mental Menurut Islam
Pada kesempatan kali ini penulis akan menebar ilmu tentang pengertian kesehatan mental menurut Islam, yang mana di dalamnya juga akan tertera referensinya darimana. oke, untuk lebih jelasnya mari kita baca ilmu di bawah ini.
Pembahasan
Menurut Hasan Langgulung, kesehatan mental dapat disimpulkan sebagai “akhlak yang mulia.” Oleh sebab itu, kesehatan mental didefinisikan sebagai “keadaan jiwa yang menyebabkan merasa rela (ikhlas) dan tentram ketika ia melaksanakan akhlak yang mulia.”[1]
Di dalam buku Yahya Jaya menjelaskan bahwa kesehatan mental menurut Islam yaitu, identik dengan ibadah atau pengembangan potensi diri yang dimiliki manusia dalam rangka pengabdian kepada Allah dan agama- Nya untuk mendapatkan al-nafs al-muthmainnah (jiwa yang tenang dan bahagia) dengan kesempurnaan iman dalam hidupnya.[2]
Sedangkan dalam bukunya Abdul Mujib dan Jusuf Mudzkir kesehatan mental menurut Islam yang dikutip dari Musthafa Fahmi, menemukan dua pola dalam mendefinisikan kesehatan mental:
- Pola negatif (salaby), bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seorang dari segala neurosis (al-amradh al-‘ashabiyah) dan psikosis (al-amradh al-dzihaniyah).
- Pola positif (ijabiy), bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya. [3]
Baca juga: Prinsip-prinsip Kesehatan Mental
Di dalam Al-Quran sebagai dasar dan sumber ajaran Islam banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagian jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam kesehatan mental. Ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ayat Tentang Kebaahagiaan
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeruh kepada kebaikan, menyeruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan merekalah orang-orang yang menang. (Q.S. Ali Imran:104) [4]
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menjanjikan kemenangan kepada orang-orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Keimanan, ketaqwaan, amal saleh, berbuat yang makruf, dan menjauhi perbuatan keji dan munkar adalah merupakan faktor penting dalam usaha pembinaan kesehatan mental.
2. Ayat Tentang Ketenangan Jiwa
Allah-lah yang telah menurunkan ketenangan jiwa ke dalam hati orang- orang mukmin, supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan yang sudah ada. (Q.S. Al-Fath: 4)[5]
Ayat di atas menerangkan tentang bahwa Allah mensifati diriNya bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa ke dalam hati orang beriman.
Refrensi Buku
[1] Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan Sains Sosial, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), h. 165
[2] Yahya Jaya, Spiritual Islam dalam Menunbuhkembangkan Kepribadian dan Kesehatan Mental, h. 88
[3] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2002), Cet II, h. 133
[4] Jalaluddin dan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993), Cet. II, hal. 84-85.
[5] Jalaluddin dan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993), Cet. II, hal. 85.