Hubungan Bimbingan dan Konseling

Diposting pada

Hubungan Bimbingan dan Konseling

Kata bimbingan dan konseling merupakan kata yang tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan, tetapi ada juga pendapat bahwa bimbingan dan konseling merupakan kata yang berbeda. Untuk menjelaskannya penulis menerangkannya dengan menggunakan beberapa pendapat para ahli, yaitu:

Menurut Hallen istilah bimbingan selalu dirangkai dengan istilah konseling. Hal ini disebabkan karena bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di antara beberapa teknik lainnya. Sedangkan bimbingan itu kebih luas, dan konseling merupakan alat yang paling penting dari usaha pelayanan bimbingan.[1]

Pendapat yang sama juga dijelaskan oleh Nana Syaodih Sukmadinata yang menjelaskan bahwa, konseling merupakan salah satu teknik layanan dalam bimbingan, tetapi karena peranannya yang sangat penting, konseling disejajarkan dengan bimbingan. Konseling merupakan teknik bimbingan yang bersifat terapeutik karena yang menjadi sasarannya bukan perubahan tingkah laku, tetapi hal yang lebih mendasar dari itu, yaitu perubahan sikap. Dengan demikian sesungguhnya konseling merupakan suatu upaya untuk mengubah pola hidup seseorang. Untuk mengubah pola hidup seseorang tidak bisa hanya dengan teknik-teknik bimbingan yang bersifat informatif, tetapi perlu teknik yang bersifat terapeutik atau penyembuhan.[2]

Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa antara bimbingan dan konseling merupakan dua pengertian yang berbeda, karena konseling lebih identik dengan psikoterapi, yaitu usaha untuk menolong dan menggarap individu yang mengalami kesukaran dan gangguan psikis yang serius. Sedangkan bimbingan oleh pandangan ini dianggap identik dengan pendidikan.[3]

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa antara bimbingan dan konseling mempunyai hubungan yang erat di mana di antara keduanya saling melengkapi dalam membantu klien atau orang lain dalam memecahkan suatu permasalahan dan mengubah pola hidup seseorang. Mengubah pola hidup yang salah menjadi benar, pola hidup yang negatif menjadi positif. Sehingga klien dapat mengarahkan hidup sesuai dengan tujuannya. Karena tugas dari seorang pembimbing atau konselor yaitu memberikan arahan yang baik kepada yang terbimbing. Sesuai dengan firman Allah yaitu: “ … dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Q.S Asy Syura: 52)[4]


Refrensi Buku

[1] Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. I, h. 9-10.

[2] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2005, Cet. III, h. 235-236

[3]  I.Djumhur dan Mohammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, tt), h. 29

[4]M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Konseling Penyuluhan Agama (di Sekolah dan di Luar Sekolah), (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Cet. IV, h. 13