Pengertian Filsafat Ilmu
Pada kesempatan kali ini penulis akan membagikan ilmu tentang pengertian filsafat ilmu, dan di dalamnya juga dicantumkan referensinya.
Pengertian Filsafat Ilmu
Istilah filsafat bisa ditinjau dari dua segi, semantik dan praktis. Segi semantik perkataan filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani philosophia, philos berarti cinta, suka (loving) dan Sophia berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosopia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafah akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher dalam bahasa Arab disebut failasuf. Dari segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam berfikir. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat maknanya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.[1]
Ada beberbagai definisi filsafat ilmu yang dihimpun oleh The Liang Gie dalam Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, yaitu : Robert Ackerman, Filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat terdahulu yang telah terbukti. Lewis White Beck, Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah, serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Cornelius Benjamin, Filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan praanggapan-praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual. May Brodbeck,Filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengena landasan-landasan ilmu.[2]
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu kerangka berfikir kritis dengan menggunakan prosedur-prosedur ilmiah sehingga akan didapakan sifat sifat ilmu itu sendiri.
Raghib al-Asfahani mengatakan bahwa ilmu dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ilmu rasional dan dokrinal. Ilmu rasional adalah ilmu yang didapat dengan akal dan penelitian, sedangkan ilmu dokrinal merupakan ilmu yang didapatkan dengan memberitakan wahyu dan nabi.[3]
Baca juga: Pengertian filsafat menurut ahli
Referensi Buku
[1] Mustofa, 2004, Filsafat Islam, Bandung: Pustaka Setia, hlm. 9
[2] Rizal Mustansyir, Misnal Munir, 2013, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, hal. 49
[3] Yusuf Qardhawi, 1998, Al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: IKAPI, hal. 88