Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Di dalam buku Filsafat Pendidikan Islam karya Prof. DR. H. Ramayulis dijelaskan, bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan Islam itu seperti juga ruang lingkup yang terdapat pada filsafat secara umum yang meliputi kosmologi, ontologi, epistimologi dan aksiologi. Penjelasannya adalah sebagai berikut;
- Kosmologi merupakan pemikiran yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan, proses kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata dan lain-lain.
- Ontologi merupakan pemikiran tentang masalah asal kejadian alam semesta dari mana asalanya, bagaimana proses penciptaannya dan kemana akhirnya. Pemikiran ontologi pada akhirnya akan menentukan bahwa ada sesuatu yang menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu bersifat kebendaan (materi) atau bersifat kerohanian (immateri), apakah ia banyak/berbilang atau tunggal/esa.
- Epistimologi merupakan pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran, apakah dari pengalaman indrawi, apakah dari perasaan/ilustrasi, apakah dari Tuhan.
- Aksiologi merupakan pemikiran tentang masalah nilai-nilai, misalnya nilai moral, etika, estetika nilai religius dan sebagainya.[1] Menurut George Thomas, aksiologi mengandung pengertian lebih luas daripada etika atau nilai kehidupan yang bertaraf lebih tinggi.[2]
Daftar Pustka
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam), (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), cet. ke-4.
George Thomas White Petrick, dalam Bukunya Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991).
Referensi Buku
[1] Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam), (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), cet. ke-4, hlm. 13.
[2] George Thomas White Petrick, dalam Bukunya Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 7.