MAKALAH
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata kuliah
“Leadership Pendidikan”
Kelompok 6
Disusun oleh:
M. Nasikhul Abid 151100245
Muhammad Thohirun 151100246
Muhimatun Ngaliyah 151100247
Mula Tri Setyarini 151100248
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
بسم الله الرّحمن الرّحيم
Pertama, Penulis memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga penulis selalu dalam keadaan sehat wal ‘afiyat dari awal dan sampai akhir dalam membuat makalah ini.
Kedua, Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beliaulah satu-satunya Nabi yang dapat memberikan syafa’at di yaumil qiyamah nanti. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafa’at beliau, amin.
Alhamdulillahirabbil’alamin, setelah melalui beberapa proses akhirnya kelompok enam dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepemimpinan dalam Pendidikan” dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah leadership pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan, nasehat, dan do’a dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, baik secara material maupun spiritual, di antaranya yaitu:
- Dr. Hamam Hadi, MS., Sc.D selaku Rektor Universitas Alma Ata Yogyakarta.
- Ibu Hairiyah, S.Pd.I., M.S.I. selaku dosen mata kuliah leadership pendidikan. terima kasih atas arahan, bimbingan, dan do’anya.
- Teman-teman kami semua, terima kasih atas segala sesuatunya yang telah kalian berikan kepada kami untuk selalu menyemangati kami.
Semoga dengan hal tersebut orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini semua amalnya dihitung sebagai ibadah dan mendapat belasan dari Allah SWT dengan sebaik-baiknya balasan, amin.
Penulis juga memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam menganalisis suatu permasalahan, karena memang manusia dilahirkan tidak akan luput dari lupa dan kesalahan. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
الانسان محلّ الخطاء والنّسيان
Artinya: “Manusia itu tempatnya salah dan lupa.”
Yogyakarta, 03 April 2017
Penulis
(KELOMPOK ENAM)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan seuatu proses mempengaruhi bawahan terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan, direncanakan, dan diorganisasikan agar tercapai pada tujuan yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan pengertian kepeimpinan yang dikemukakan oleh stogdill (1974) yang dikutip oleh Drs. Daryanto, bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasi menuju kepada penentuan/pencapaian tujuan.[1]
Kepemimpinan juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Sering sekali baik-buruknya sebuah organisasi sebagian besar tergantung pada faktor kepemimpinan. Maka sebab itu, segala organisasi pasti membutuhkan yang namanya pemimpin untuk mempimpin organisasi tersebut agar tercapai tujuan yang telah ditentukan. Termasuk dalam hal ini adalah organisasi lembaga pendidikan, yang mana pemimpinnya biasa disebut dengan kepala sekolah.
Dari beberapa pernyataan di atas, kelompok enam akan mengkaji lebih mendalam terkait dengan kepemimpinan dalam pendidikan di makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan, pendidikan, dan kepemimpinan dalam pendidikan?
- Apa syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi kepala sekolah?
C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinana, pendidikan, dan kepemimpinan dalam pendidikan.
- Untuk mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi kepala sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan dan Pendidikan
- Kepemimpinan
Di dalam suatu oraganisasi, sosok seorang pemimpin sangat berperan dalam mempengaruhi kinerja, kualitas, dan terutama tingkat prestasi suatu oraganisasi tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Handoko (2003) yang dikutip oleh Ir. Agustinus Hermino, S.P., M.Pd. dalam bukunya Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, bahwa pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.[2] Dari sini dapat kita pahami, bahwa keberhasilan suatu oragnisasi itu banyak dipengaruhi oleh kinerja para pemimpin.
Secara bahasa, makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas seorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan.[3]
Banyak para ilmuan atau cendikiawan yang mengemukakan pendapatnya terkait dengan definisi dari kepemimpinan, di antaranya yaitu:
- Mulyasa (2005: 107) yang dikutip oleh Drs. Daryanto dalam bukunya Kepela Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran, bahwa kepemimpinan diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap tercapainya tujuan organisasi.[4]
- Hasibuan (2001: 167) yang dikutip oleh Drs. Daryanto dalam bukunya Kepela Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran, bahwa kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.[5]
- Agustinus Hermino, S.P., M.Pd. di dalam bukunya Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi mengemukakan, bahwa kepemimpinan atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing, mengontrol perilaku, perasaan, serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada di bawah pengawasannya.[6]
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu sifat yang dimiliki oleh sesesorang yang karena amanah (tugas) yang telah diberikan kepadanya, seseorang tersebut berusaha untuk memberikan pengaruh kepada bawahannya dengan mematuhi segala sesuatu yang menjadi tugasnya, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
- Pendidikan
Pendidikan merupakan kunci untuk memanusiakan manusia, artinnya dengan pendidikan manusia agar dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana cara menjalankan suatu tugas di dalam kehidupan ini dengan benar. Sebagaimana di dalam buku Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi karya Ir. Agustinus Hermino, S.P., M.Pd. diterangkan, bahwa Pendidikan adalah kata kunci dalam setiap usaha meningkatkan kualitas kehidupan manusia, di mana di dalamnya memiliki peranan dan objektif untuk memanusiakan manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup.[7]
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membentuk sifat dan karakter manusia menjadi insan kamil. Dengan pendidikan baik itu dalam keluarga, sekolah, ataupun lingkungan sekitar, manusia dapat terbuka fikirannya bahwa apa-apa yang ada di alam semesta ini terdapat banyak sekali ilmu. sesungguhnya adanya pendidikan itu hanya untuk manusia, karena hanya manusialah yang mempunyai pikiran dan potensi atau fitrah untuk dikembangkan melalui pendidikan tersebut.
Sebagaimana di dalam buku “Pengantar Pendidikan” Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sula, mengatakan; sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.[8] Selain itu, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hidup (Mudyahardjo, 2006 : 3).[9]
Di dalam buku Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi karya Ir. Agustinus Hermino, S.P., M.Pd. yang mengutip dari Mulyasana (2011: 2), bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruk hati, akhlak, dan keimanan.[10]
Sedangkan apabila kita mengingat kembali pengertian pendidikan versi Ki Hajar Dewantara yang dikutip oleh Ir. Agustinus Hermino, S.P., M.Pd. di dalam bukunya, bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.[11]
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu alat bagi manusia yang digunakan untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya baik potensi kognitif, afektif, psikomotorik, maupun sosial dalam segala situasi dan tidak memandang tempat dan waktu.
Setelah diketahui terkait dengan pengertian atau definisi dari dua konsep di atas yakni kepemimpinan dan pendidikan, maka kita dapat menyimpulkan, bahwa kepemimpinan dalam pendidikan adalah suatu sifat yang dimiliki oleh kepala sekolah yang karena amanah (tugas) yang telah diberikan kepadanya, kepala sekolah tersebut berusaha untuk memberikan pengaruh kepada bawahannya baik guru tenaga pendidik maupun kependidikan dengan mematuhi segala sesuatu yang menjadi tugasnya, agar tujuan yang telah ditetapkan dalam lembaga pendidikan dapat tercapai.
B. Kepemimpinan dalam Pendidikan
- Pengertian Kepala sekolah
Di dalam buku Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran karya Drs. Daryanto dijelaskan, bahwa kepala sekolah adalah pemimpin pada satu lembaga suatu pendidikan. Tanpa kehadiran kepala sekolah proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Kepala sekolah adalah pemimpin yang proses keberadannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah.[12]
Kepala sekolah dalam memimpin suatu lembaga pendidikan itu harus mempunyai kemampuan pendidikan dan pengalaman, karena keduanya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kepemimpinannya. Sebagaimana di jelaskan dalam buku Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi karya Ir. Agustinus Hermino, S.P., M.Pd., bahwa pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh kepala sekolah merupakan faktor yang mempengaruhi kepemimpinannya. Di samping itu pendelegasian tanggung jawab supervisi kepadannya; kesadaran terhadap fungsinya sebagai pemimpin pendidikan serta waktu yang dapat dipakai oleh kepala sekolah untuk menjalankan fungsi supervisi adalah merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kesempatan kepala sekolah untuk mengembangkan kepemimpinannya.[13]
Kalau kita melihat dari pengertian kepemimpinan dalam pendidikan di atas, bahwa hanya kepala sekolah saja yang mempunyai sifat dari kemepemimpinan tersebut. Dari muncul pertanyaan; apakah hanya kepala sekolah saja yang dimaksud dalam kepemimpinan dalam pendidikan itu? Terkait dengan masalah ini Ir. Agustinus Hermino, S.P., M.Pd. dalam bukunya mengatakan, bahwa setiap orang yang memberi sumbangan bagi perumusan dan pencapaian tujuan bersama adalah pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan yang lebih besar terhadap perummusan tujuan serta terhimpunnya kelompok di dalam kerja sama mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya.[14] Jadi, pemimpin dalam pendidikan adalah setiap orang yang ikut serta dalam memberikan sumbangan, baik sumbangan berbentuk perencanaan ataupun yang lainya untuk tercapainya suatu tujuan. Tetapi di antara orang-orang yang memberi sumbangan tersebut ada individu yang mampu memberi sumbangan paling besar terhadap perumusan tujuan serta memberi dorongan kepada orang-orang yang lainnya untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, individu inilah yang terus dinamakan kepala sekolah.
- Syarat-syarat kepala Sekolah
Di dalam buku Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran karya Dr. Daryanto dijelaskan, bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi kepala sekolah, di antaranya yaitu:
a. Aspek Akseptabilitas
Akseptabilitas adalah aspek mengandalkan dukungan riil dari komunitas yang dipimpinya. Seorang kepala sekolah harus mendapat dukungan dari guru-guru dan karyawan lembaga yang bersangkutan sebagai komunitas formal yang dipimpinnya. Dukungan ini juga secara nonformal harus mendapat pula dari masyarakat pendidikan termasuk komite sekolah sebagai wadah organisasi orang tua/wali siswa.
Seorang kepala sekolah sah menjadi pemimpin apabila mendapat dukungan riil dari masyarakat yang dipimpinnya, hal ini untuk memudahkan kinerja tugas serta menghindarkan dari sikap apriori atau pembangkangan dari yang dipimpinnya.
Aspek akseptabilitas ini dalam teori organisasi disebut dengan legitimasi (pengakuan) yakni kelayakan seorang pemimpin untuk diakui dan diterima keberadaannya oleh mereka yang dipimpin.
b. Aspek Kapabilitas
Aspek kapabilitas menyangkut kompetensi (kemampuan) untuk menjalankan kepemimpinan. Untuk menjadi kepala sekolah tidak hanya cukup mendapat pengakuan dari guru-guru sebagai pendukungnya, tetapi juga harus memiliki kemampuan memimpin.
Selain itu, kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dari orang-orang yang dipimpinnya agar tidak menimbulkan konflik. Kapabilitas ini sangat diperlukan bagi kepala sekolah melalui pengalaman yang cukup memadai serta pengetahuan mengenai manajemen sekolah dan pendidikan lainnya.
Apabila kepala sekolah tidak memiliki kemampuan dalam mengelola, maka dapat dipastikan lembaga yang dipimpinnya tidak akan berjalan efektif dan kemungkinan berantakan.
c. Aspek Integritas
Aspek integritas adalah sebuah persyaratan yang sempurna apabila aspek askeptabilitas dan kapabilitas terpenuhi. Dengan persyaratan ini seorang kepala sekolah dapat menghasilkan produk kepemimpinan yang sempurna dan diterima oleh khalayak.
Secara sederhana integritas artinya komitmen moral dan berpegang teguh terhadap aturan main yang telah disepakati sesuai dengan peraturan dan norma yang semestinya berlaku. Faktor ini akan menentukan wibawa dan tidak wibawanya seorang kepala sekolah.
Suatu penghargaaan akan diberikan terhadap seseorang pemimpin apabila memegang teguh janjinya serta komitmennya terhadap sesuatu yang telah disepakatinya. Jadi, integritas adalah menyangkut konsistensi dalam memegang teguh aturan main atau norma-norma yang berlaku di dunia pendidikan.[15]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepemimpinan adalah suatu sifat yang dimiliki oleh sesesorang yang karena amanah (tugas) yang telah diberikan kepadanya, seseorang tersebut berusaha untuk memberikan pengaruh kepada bawahannya dengan mematuhi segala sesuatu yang menjadi tugasnya, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Pendidikan adalah suatu alat bagi manusia yang digunakan untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya baik potensi kognitif, afektif, psikomotorik, maupun sosial dalam segala situasi dan tidak memandang tempat dan waktu.
Kepemimpinan dalam pendidikan adalah suatu sifat yang dimiliki oleh kepala sekolah yang karena amanah (tugas) yang telah diberikan kepadanya, kepala sekolah tersebut berusaha untuk memberikan pengaruh kepada bawahannya baik guru tenaga pendidik maupun kependidikan dengan mematuhi segala sesuatu yang menjadi tugasnya, agar tujuan yang telah ditetapkan dalam lembaga pendidikan dapat tercapai.
ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi kepala sekolah, di antaranya yaitu: (1) Aspek apsektabilitas, (2) Aspek kapabilias. (3) Aspek integritas.
B. Saran
Dalam pengkajian terkait dengan kepemimpinan dalam pendidikan di dalam makalah ini penulis mengakui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan ketika nanti ada yang mengakaji terkait dengan hal sama agar dapat megakaji lebih sempurna dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), cet. Ke-1.
Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pelajar Pustaka, 2014), cet. Ke-1.
Umar Tirtarahardja, S. L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). Cet. Ke-2.
Abd. Kadir dkk. Dasar-dasar Pendidikan. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Cet. Ke-1. Paket tiga.
vm [1] Daryanto, Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), cet. Ke-1, hal. 17.
[2] Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pelajar Pustaka, 2014), cet. Ke-1, hal. 125.
[3] Ibid, hal. 126.
[4] Daryanto, Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), cet. Ke-1, hal. 127.
[5] Ibid, hal. 127
[6] Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pelajar Pustaka, 2014), cet. Ke-1, hal. 126.
[7] Ibid, hal. 1
[8] Umar Tirtarahardja, S. L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). Cet. Ke-2. Hlm. 1.
[9] Abd. Kadir dkk. Dasar-dasar Pendidikan. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Cet. Ke-1. Paket tiga. Hal.3.6
[10] Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pelajar Pustaka, 2014), cet. Ke-1, hal. 2.
[11] Ibid, hal. 2.
[12] Daryanto, Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), cet. Ke-1, hal. 136.
[13] Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pelajar Pustaka, 2014), cet. Ke-1, hal. 127.
[14] Ibid, hal. 127.
[15] Daryanto, Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), cet. Ke-1, hal. 136-138.