DHARAF (ZAMAN DAN MAKAN)
Di dalam dunia nahwu ada pembahasan mengenai; isim-isim yang dibaca rafa’, isim-isim yang dibaca nashab, dan isim-isim yang dibaca jer. Dharaf adalah salah satu isim yang masuk pada pembahasan “isim-isim yang dibaca nashab”. Sebagaimana di dalam kitab Matan al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy yang diterjemahkan oleh K.H. Moch. Anwar, dijelaskan sebagai berikut:
المنصوبات خمسة عشر وهي المفعول به والمصدر وظرف الزمان وظرف المكان والحال والتمييز والمستثنى واسم لا والمنادى وخبر كان واخواتها واسم انّ واخواتها ومفعولا ظنّ واخواتها والمفعول من اجله والمفعول معه والتّابع للمنصوب وهو اربعة أشياء النّعت والعطف والتّوكيد والبدل
“Isim-isim yang di-nashab-kan ada 15 macam, yaitu: maf’ul bih, mashdar, zharaf zaman, zharaf makan, haal, tamyiz, mustatsna, isim laa, munada, khabar kaana dan saudara-saudaranya, isim inna dan saudara-saudaranya, dua maf’ul yaitu zhanna dan saudara-saudaranya, maf’ul min ajlih, maf’ul ma’ah, dan lafadz yang mengikuti kepada lafadz yang di-nashab-kan, yaitu ada empat macam: na’at, ‘athaf, taukid, dan badal.[1]
Kata nazham:
هو اسم وقتٍ او مكان انتصب * كلٌّ على تقدير في عند العرب
“Zharaf ialah isim yang menunjukkan makna waktu atau tempat yang di-nashabkan. Menurut kalangan orang Arab, semuanya menakdirkan makna fii.”
والنصبُ بالفعلِ الّذي بهِ جرَى * كسرتُ ليلاً واعتكفتُ اشهرا
“dan di nashabkan oleh fi’ilnya yang diberlakukan, seperti dalam contoh: سرتُ ليلاً (aku telah berjalan di malam hari), dan اعتكفتُ شهرًا (aku telah ber-i’tikaf satu bulan).[2]
Pengertian Dharaf Zaman (waktu)
Di dalam kitab “al-Jurumiyyah” yang diterjemahkan oleh Achmad Sunarto di jelaskan, sebagai berikut:
ظزفُ الزّمانِ هو اسمُ الزّمانِ المنصوبُ بتقدير فِي، نحو اليوم واللّيلة وغدوة وبكرة وسحرا وغدا وعتمة وصباحا ومساء وابدا وامدا وحينا وما اشبه ذلك
“Zharaf zaman ialah isim yang dinashabkan dengan menakdirkan makna fii (pada/dalam), seumpamanya: اليوم (pada hari ini), الليلة (pada malam ini), غدوة (pada waktu pagi), بكرة (pagi-pagi), سحرا (pada waktu sahur), غدا (waktu besok), عتمة (waktu sore), صباجا (waktu subuh), مساء (pada waktu sore), ابدا و امدا (selamanya), حينا (pada waktu/ketika), dan lafadz yang menyerupainya. Contohnya: صمتُ يومَ الاثنيْنِ (saya puasa pada hari senin).[3]
Pengertian Zharaf Makan (tempat)
Di dalam kitab “al-Jurumiyyah” yang diterjemahkan oleh Achmad Sunarto di jelaskan, sebagai berikut:
وظرفُ المكانِ هو اسمُ المكانِ المنصوبُ بتقدير فِي، نحو امام وخلف وقدّام ووراء وفوق وتحت وعند ومع وازاء وحذاء وتلقاء وهنا وثمّ وما اشبه ذلك
“Zharaf makan ialah isim makan yang dinashabkan dengan menakdirkan makna fii (dalam/pada), seumpama: امام (di depan), خلف (di belakang), قدام (di depan), وراء (di belakang), فوق (di atas), تحت (di bawah), عند (di dekat), مع (bersama-sama), ازاء (di depan), حذاء (di persimpangan), تلقاء (persimpangan setentang), هنا (di sini), ثمّ (di sana), dan lafadz yang menyerupainya. Contohnya:
جلستُ امامَ زيدٍ (aku duduk di depan Zaid).[4]
Pembagian Zharaf Zaman dan Makan
di dalam buku bahasa Arab Universitas Alma Ata jilid II dijelaskan, bahwa zharaf zaman dan makan itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
-
Adh-Dharaf Al-Mutasharif
Adh-Dharaf Al-Mutasharif adalah huruf yang dapat beramal menjadi dharaf dan selain dharaf. Contoh:
قرأت القرأن يوم الاثنين (الظرف)، يوم ولد فيه محمّد ضلى الله عليه وسلّم (مبتدأ
-
Adh-Dharaf ghairu al-Mutasharif
Adh-Dharaf ghairu l-Mutasharif adalah huruf yang tidak bisa beramal kecuali menjadi dharaf. Contoh:
ما خدعت اجدا قط
-
Adh-Dharaf syibhu al-Mutasharif
Adh-Dharaf syibhu al-Mutasharif adalah huruf yang bisa dibaca nashab dan juga bisa dibaca jer karena huruf jer. Contoh:
جلس الراعى تحت الشجرة، تجر من تحتها الانهار.[5]
Referensi
[1] Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan al-Jurumiyyah dan ‘Imrithy, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), cet. Ke-33, hal. 123.
[2] ibid, hal. 136.
[3] Achmad Sunarto, Tarjamatu al-Jurumiyyah Makna Pegon dan Terjamah Indonesia, (Yogyakarta: AL-MIFTAH, 2012), hal. 106.
[4] ibid, hal. 107.
[5] اللغة العربية الجامعة الاسلامبة عالما اتى, Jilid I, Uniersitas Alma Ata Yogyakarta. Hal. 100.