Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan interaksi antara dua faktor tersebut.
Dalam bukunya Muhibbin Syah menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal,[1] di antaranya yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang mencakup: intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Berikut ini akan dijelaskan masing-masimg aspek, yaitu:
a. Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi umumnya mudah dalam belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Namun sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, berpikirnya lambat sehingga prestasi belajarnya pun rendah.[2]
Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini berarti, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih prestasi belajar yang optimal. Sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh prestasi belajar yang optimal.
b. Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tepat terhadap objek manusia, barang dan sebagainya, baik berupa positif maupun negatif.[3]
Sikap merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar siswa ialah sikap positif terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari, terhadap guru yang mengajar, dan terhadap lingkungan atau tempat di mana ia belajar seperti kondisi kelas, teman-teman, sarana pengajaran, dan sebagainya.[4]
c. Bakat (aptitude)
Bakat adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.[5]
Oleh karena itu bakat siswa harus dikembangkan atau diwujudkan dan dilatih dengan baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Siswa yang berbakat dalam bidang studi tertentu, akan lebih mudah memahami bidang studi tersebut. Dengan demikian, bakat itu dapat mempengaruhi belajar siswa, khususnya yang berkenaan dengan keberhasilan prestasi belajar siswa itu sendiri.
d. Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seperti yang dipahami orang selama ini minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.[6]
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajarinya tidak sesuai dengan minat anak, maka hasil belajarnya pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengembangkan minat siswa maka siswa itu sendiri harus berusaha mencintai setiap bahan pelajaran yang diberikan. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menangkap semua bahan pelajaran tersebut dengan baik.
Minat mempunyai peranan yang penting dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa yang berminat terhadap sebuah kegiatan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat. Dengan demikian tinggi rendahnya minat belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
e. Motivasi
Motivasi ialah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.[7] Kekurangan motivasi baik internal maupun ekstrernal akan menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam belajar.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.[8] Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapai prestasi belajar.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi merupakan faktor menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan. Mereka yang memiliki motivasi yang tinggi akan tampak gigih, tidak mau menyerah, dan giat membaca buku untuk meningkatkan prestasinya dalam belajar. Sebaliknya, mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran dan akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.
Motivasi belajar pada dasarnya mempengaruhi tingkah laku belajar. Motivasi belajar adalah sebagai penggerak tingkah laku dan sangat penting di dalam proses belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar maka prestasi belajarnya di sekolah akan meningkat, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajar maka prestasi belajarnya rendah.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri individu. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang amat penting dalam menentukan pembentukan pribadi seorang siswa, karena dalam keluarga inilah seorang siswa akan menerima pendidikan dan pengajaran serta mendapatkan motivasi dan dorongan dari kedua orang tua.
Lingkungan keluarga lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa, yaitu orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat- sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga, semuanya dapat memberikan dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.[9]
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan dalam membentuk kepribadian dan mencerdaskan anak. Lingkungan sekolah yang esensial yang mempengaruhi pembelajaran dan pengajaran, yaitu; 1) metode mengajar, 2) kurikulum, 3) relasi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, 4) disiplin sekolah, 5) waktu sekolah, 6) keadaan gedung, 7) metode belajar dan tugas rumah.[10]
Lingkungan sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, seperti dengan memberikan sarana dan prasarana yang memadai, metode, kurikulum, dan alat-alat pelajaran, seperti buku pelajaran, alat olah raga dan sebagainya. Dengan demikian lingkungan sekolah sangat mendukung terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.
c. Lingkungan Masyarakat
Pergaulan di lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Anak yang bergaul dengan teman yang tidak baik, selalu bermalas-malas di dalam belajar, dan waktunya banyak digunakan untuk bermain, maka anak itu akan terpengaruh oleh temannya, sehingga prestasi belajarnya kurang optimal
Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.[11]
Refrensi Buku
[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet.14, hlm. 132.
[2] M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), cet. 1, hlm. 56.
[3] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, hlm. 135.
[4] Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm. 84.
[5] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan …, hlm. 135.
[6] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hlm. 144-149.
[7] Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 1.
[8] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 148.
[9] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan …hlm. 138.
[10] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan …hlm. 138.
[11] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan …hlm. 137.