Cara Mengukur Prestasi Belajar
Pada kesempatan kali ini dosenmuslim.com akan membagi ilmu tentang cara mengukur prestasi belajar yang dilengkapi dengan referensi bukunya. Penasaran? Untuk lebih jelasnya mari kita simak ilmu tersebut di bawah ini.
Pembahasan
Pengukuran prestasi belajar merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan pengukuran tersebut dapat ditentukan tingkat keberhasilan suatu program sekaligus juga dapat dinilai baik atau buruknya suatu program pembelajaran. Untuk mengukur prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan alat ukur (test). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Norman E. Gronlund yang dikutip oleh Ngalim Purwanto bahwa “Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa”.[1] Untuk melihat pencapaian prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, secara umum pengukuran ini dapat dilihat melalui tiga aspek, yaitu; kognitif, afektif dan psikomotor.
Jadi, evaluasi sangat diperlukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa selama proses belajar dalam kurun waktu tertentu, dengan cara tersebut maka akan diketahui tinggi rendahnya atau baik buruknya prestasi belajar siswa.
Tes hasil belajar adalah suatu tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam jangka waktu tertentu. Tes yang dilakukan harus benar-benar mengukur hasil belajar anak terhadap pelajaran yang telah diberikan, mengukur kemampuan dan keterampilan siswa setelah siswa tersebut menyelesaikan suatu program pengajaran. Menurut Suharsimi bahwa tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan[2]
Tes merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau hasil belajar siswa secara keseluruhan. Di samping itu tujuan lain dari tes adalah untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran khusus mencapai sasaran. Hal ini digunakan sebagai bahan penyempurna pengajaran di masa yang akan datang. (Baca juga: Prinsip-prinsip pendidikan Islam)
Dalam praktek, pelaksanaan tes hasil belajar dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu; tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Masing- masing dijelaskan sebagai berikut:
1. Tes Tertulis
Jenis tes ini di mana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya secara tertulis. Macam-macam tes tertulis antara lain:
a. Tes Essay
Tes uraian (essay) atau sering dikenal dengan istilah tes subjektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang berbentuk pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat dan menuntut test untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran membandingkan, membedakan dan lain sebagainya. Tes essay sangat baik untuk mengukur hasil belajar tingkat sintesis dan evaluasi.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu atau lebih di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing item. Tes objektif baik untuk mengukur hasil belajar tingkat knowledge, comprehension, aplikasi dan analisis. Tes objektif terbagi menjadi lima bagian, yaitu; Tes Benar Salah, Tes Menjodohkan, Tes Isian, Tes Melengkapi, dan Tes Pilihan Ganda. Masing-masing akan dijekaskan sebagai berikut:
c. Tes Benar Salah (True-False Test)
Tes yang berbentuk kalimat atau pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban benar atau salah, dan testee diminta menentukan pendapat mengenai pernyataan-pernyataan tersebut dengan cara seperti yang ditentukan dalam petunjuk cara mengerjakan soal.
d. Tes Menjodohkan (Matching Test)
Tes menjodohkan adalah tes yang terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban, sedangkan tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang telah tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupakan pasangan dari pertanyaannya.
e. Tes Isian (Fiil in Test)
Tes bentuk isian ini biasanya berbentuk cerita atau karangan. Kata- kata penting dalam cerita atau karangan itu beberapa di antaranya dikosongkan sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan itu.
f. Tes Melengkapi (Completion Test)
Tes melengkapi terdiri dari susunan kalimat yang bagian-bagiannya sudah dihilangkan, bagian-bagian yang sudah dihilangkan itu diganti dengan titik-titik, kemudian titik-titik itu harus diisi atau dilengkapi atau disempurnakan oleh testee dengan jawaban yang oleh tester telah dihilangkan.
g. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)
Tes pilihan ganda yaitu salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.[3]
2. Tes Lisan
Tes lisan dapat berupa Tanya jawab antara penguji dengan siswa. Jenis tes ini di mana penguji di dalam mengajukan pertanyaan- pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan siswa memberikan jawabannya secara lisan pula.
3. Tes Perbuatan
Tes perbuatan pada umumnya digunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang bersifat keterampilan (psikomotorik), dimana penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil akhir yang dicapai oleh testee setelah melaksanakan tugas tersebut.[4]
Refrensi Buku
[1] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,( Bandung: Rosda Karya, 1994), cet. 7, hlm. 3.
[2] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 53.
[3] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009), hlm. 118-119.
[4] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi ….hlm. 99.