Macam-macam Metode Pendidikan Agama Islam

Diposting pada

Macam-macam Metode Pendidikan Agama Islam

Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang macam-macam metode pendidikan agama Islam, yang mana di dalamnya juga lengkapi dengan referensinya. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas di bawah ini.


Pembahasan

Dalam proses pendidikan agama Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana yang memberikan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh terdidik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.

Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif dalam kegiatan belajar-mengajar menuju tujuan pendidikan. Selain itu metode pendidikan yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar, sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia- sia, oleh karena itu metode yang diterapkan oleh seorang guru baru berdaya guna dan berhasil jika mampu dipergunakan untuk mecapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Arifin, 1991: 197).[1]


Baca juga: Pengertian pendidikan lengkap dengan referensinya


Macam-macam Metode Pendidikan Agama IslamMenurut Arifin, M. Ed, dalam buku “Metodologi Pengajaran Agama” karya Muhammad Zein, menjelaskan bahwa metode dalam pendidikan agama Islam itu antara lain :

  1. Metode situasional yang mendorong manusia didik untuk belajar dengan perasaan gembira dalam berbagai tempat dan keadaan.
  2. Metode tarhkib wat tarqib, yang mendorong manusia didik untuk belajar sesuatu bahan pelajaran atas dasar minat (motif) yang kesadaran pribadi, terlepas dari tekanan mental dan paksaan.
  3. Metode belajar yang berdasarkan conditioning yang dapat menimbulkan konsentrasi perhatian manusia didik kearah bahan-bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
  4. Metode yang berdasarkan prinsip kebermaknaan, menjadikan manusia didik menyukai dan bergairah untuk mempelajari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
  5. Metode dialogis yang melahirkan sikap saling keterbukaan antara guru dan murid, akan mendorong untuk saling memberi dan mengambil antara guru dan murid
  6. Dari prinsip kebaharuan dalam PBM, manusia diberi pelajaran ilmu-ilmu pengetahuan baru yang dapat menarik minat mereka
  7. Metode pemberian contoh teladan yang baik (uswatun khasanah) terhadap manusia didik, terutama anak-anak yang belum mampu berfikir kritis, akan banyak mempengaruhi tingkah laku mereka dalam perbuatan sehari-hari
  8. Metode yang menitikberatkan pada pembimbing berdasarkan rasa kasih sayang terhadap anak didik akan menghasilkan kedayagunaan PBM (Muhammad Zein, 1990: 251).[2]

DAFTAR PUSTAKA

Abrasyi, Athiyah. 1970. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta, Bulan Bintang.

Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, 1991. Ilmu Pendidikan, Jakrta, Rineka Cipta.

Ali, Mohammad Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Arifin, M.(Ed). 1991. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara.

Zein, Muhammad. 1990. Methodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta, AK Group dan Indra Buana.


Refrensi Buku

[1] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 1991) cet. Ed. hal. 197.

[2] Muhammad Zein, Methodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta, AK Group dan Indra Buana, 1990), hal. 251.