Pengertian Metode Think Pair Share (TPS)
Metode TPS (Think Pair Share) merupakan salah satu metode yang terdapat dalam model-model pembelajaran kooperatif. Sebagai di dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam karya Heri Gunawan yang mengutip dari Is Joni (2007:342) mengatakan, ada beberapa variasi model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperartif, yaitu: Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange, Group Resume, Think-Pair-Share, Numbered Head Together dan Decision Making.[1]
Think Pair Share (TPS) merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis dibidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Strategi ini memperkenalkan gagasan tentang waktu ‘tunggu atau berpikir’ (wait of think time) pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan.[2] Jadi, dalam metode Think Pair Share (TPS) ini, siswa diberi waktu oleh guru untuk berpikir dan menjawab terhadap pertanyaan yang telah diberikan kepadanya.
Strategi ini memiliki prosedur yang secara ekslipit memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.[3] Oleh karena itu, di dalam strategi ini siswa diharapkan berperan sangat aktif dalam sebuah pembelajaran baik dalam hal berpikir, menjawab, maupun berdiskusi saling membantu antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Kemudian dalam keaktifan siswa tersebut diharapkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang secara optimal.
Tahapan-tahapan Pelaksanaan Think Pair Share (TPS)
Di dalam buku Strategi Pembelajaran (Teori dan Aplikasi) karya Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si. dijelaskan, bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan strategi ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:
- Thinking (berpikir). Guru mengajukan pertanyaan atau menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan materi pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan pertanyaan atau permasalahan tersebut untuk beberapa saat.
- Pairing (berpasangan). Selanjutnya, guru meminta siswa secara berpasangan untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dengan interaksi ini, siswa diharapkan dapat berbagi jawaban atau ide mengenai sebuah permasalahan
- Sharing (berbagi). Pada tahap akhir ini guru meminta siswa secara bergiliran untuk berbagi kepada seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melapor.[4]
Baca juga: Pengertian Pembelajaran
Refrensi Buku
[1] Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…, hlm. 241.
[2] Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), cet. ke-6, hlm. 206.
[3] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran (Teori dan Aplikasi), (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), cet. ke-1, hlm. 208-209.
[4] Ibid., hlm. 209.