Pengertian Pendidikan dalam Dunia Islam

Diposting pada

Pengertian Pendidikan

Dalam dunia Islam, definisi pendidikan sering dsebut dengan berbagai istilah, yakni al-tarbiyyah, al-ta’lim, al-ta’dib, dan al-riyadhoh. Dari banyaknya istilah tersebut pasti mempunyai makna yang berbeda-beda, dikarenakan adanya perbedaan konteks dalam penggunaan istilah kalimat tersebut.

Para ilmuan pendidikan telah banyak membahas mengenai berbagai istilah tersebut di atas. Yang mana akan dijelaskan di bawah ini.

  • Al-Tarbiyah

Menurut Ibnu Mandzur (tt.: 94-97) dalam Lisa al-Arab yang dikutip oleh Heri Gunawan dalam bukunya Pendidikan Islam mengatakan bahwa kata al-tarbiyah ini memiliki tiga akar dasar, yang semuanya memiliki arti yang hampir sama, yaitu:

1. Rabba – yarbuu – tarbiyatan, (ربا – يربو – تربية) yang bermakna tambah (zada) dan berkembang (nama). Pengertian ini didasarkan pada konteks firman Allah dalam Q.S. al-Rum (30) ayat 39, yang berbunyi:

وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ ۖ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ.

            “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”[1]

2. Rabbii – yurrabbi – tarbiyatan (ربي – يربي – تربية) yang bermakna tumbuh (nasyaa) dan menjadi besar (tara ra’a).

3. Rabba – yurabbi – tarbiyatan (رب – يربي – تؤبية) yang bermakna memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara, merawat, menunaikan, memperindah, memberi makan, mengasuh, tuan, memiliki, mengatur dan menjaga, kelestarian dan eksistensinya.[2]

  • Al-Ta’lim

            Fatah Jalal (1977: 17) dalam kitab Min al-Ushul al-Tarbiyah fi al-Islam ynag dikutip oleh Heri Gunawan  dalam bukunya Pendidikan islam memberikan pengertian al-Ta’lim dengan proses pemberian pengetahuan (transfer of knowledge, pemberi pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehingga terjadi tazkiyah (penyucian) atau pembersihan diri manusia dari segala kotoran, dan menjadikan diri manusiaa itu berada dalam satu kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-Hikmah, serta mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan tidak diketahuinya.[3]

  • Al-Ta’dib

            Menurut Heri Gunawan dalam bukunya pendidikan yang mengutip dari Muhaimin dan Mujib (1993: 133), bahwa secara sefinitif, istilah al-ta’dib bermakna pengenalan atau pengakuan yang secaara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang  tepat, dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikkian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan  dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud dan keberadaaNya. Pengertian ini berdasarkan pada salah satu hadits Nabi yang berbunyi; “Addabani Rabbi fa Ahsana Ta’dibi”, yang biasa diartikan “Tuhanku telah mendidikku, sehingga menjadikan baik pendidikanku.”[4]

  • Al-Riyadhah

            Menurut Husen Bahreisi (1981: 74) yang dikutip oleh Heri Gunawan dalam bukunya Pendidikan Islam bahwa penggunaan stilah al-riadhah ini khusus digunakan oleh al-Ghazali yang terkenal dengan istilah riyadhatu al-sibyan, artinya pelatihan terhadap individu pada fase anak-anak. Pengertian al-riyadhah dalam konteks Islam adalah mendidik jiwa anak dengan akhlak mulia.[5]


Refrensi Buku

[1] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Bandung: PT Jumaanatul ‘Ali-Art, 2005), hal. 409.

[2] Heri Gunawan, Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), cet. ke-1, hlm. 2.

[3] Ibid., hlm. 4.

[4] Ibid., hlm. 6.

[5] Ibid., hlm. 8.