Sistem Belajar Tuntas Lengkap dengan Referensinya
Pada kesempatan kali ini dosenmuslim.com akan membagikan ilmu tentang sistem belajar tuntas yang dilengkapi dengan referensinya. Agar dapat lebih paham dan jelas mari kita pelajari ilmu tersebut di bawah ini.
Sistem Belajar Tuntas
Sitem belajar tuntas merupakan suatu pola pengajaran tersetruktur yang ertujuan untuk mengadaptasikan pengajaran kepada pesrta didik sedemikian rupa, sehingga diberikan perhatian yang cukup terhadap perbedaan yang terdapat pada setip siswa, khususnya yang menyangkut laju kemajuan atau kecepatan dalam belajar. Sistem ini diharapkan dapat memantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang sering melekat pada pengajaran klasikal; hanya siswa pandi yang akan mencapai semua tujuan pembelajaran, sedangkan siswa-siswi yang tidak begitu cerdas hanya mencapai sebagian tujuannya, bahkan bisa jadi sama sekali tidak mencapai sama sekali. Bagi siswa yang trakhir ini, belajar disekolah merupakan sumber frustasi, motivasi elajar menghilang, dan rasa percaya diri lenyap.dengan adanya pendeketan individualisasi pengajaran, dapat memantu siswa dengan kebutuhan masing-masing dalam hal jumlah waktu elajar dan pertolongan individual, diusahakan setiap siswa mencapai semua tujuan pemelajaran, dan sekelompok siswa yang menjadi satuan pun dapat melaju dalam mempelajari materi pelajaran dengan tempo yang layak dan wajar.[1]
Pola-pola Pengajaran
Agar pola pengajaran tersetruktur dengan efesien dan efektif diperlukan hal-hal berikut:
- Tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai ditetapkan secara tegas. Semua tujuan itu dirangkai, materi pelajaran yang diurutkan sesuai dengan rangkaian semua semua tujuan instruksional.
- Siswa dituntut supaya mencapai tujuan pembelajaran lebih dahulu, seelum siswa diperbolehkan mempelajari unit pelajaran yang baru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang kedua; tujuan pemelajaran yang kedua harus tercapai terlebih dahulu sebelum siswa maju leih lanjut; dan seterusnya. Dengan kata lain yang berikutnya tidak dimulai sebelum materi yang sebelumnya dikuasai. Maka sistem belajar ini menekankan pada penguasaan (mastering).
- Motivasi belajar dan efektifitas usaha belajar siswa harus ditingkatkan dengan memonitorproses belajar siswa melalau testing berkala dan kontinu, serta memberikan umpan balik kepada siswa mengenai keberahasilan atau kegagalan pada waktu itu juga.
- Diberikan antuan atau pertolongan kepada siswa yang masih mengalami kessulitan pada sat-saat yang tepat, yaitu sesudah oenyelenggaraan testing formatif, dan dengan cara yang efektif untuk siswa yang bersangkutan.[2]
Baca juga: Asumsi Pembelajaran Tuntas
Carleton Mashaburne dan Henry C. Marrison sudah memperjuangkan suatu sistem pengajaran yangmemungkinkan semua siswa, paling sedikit atau sebagian besar dapat mencapi tujuan-tujuan pendidikan sekolah secara maksimal. Jadi terlebih dahulu harus menjaarkan materi pelajaran ke unit satuan bahan yang dirangkai secara berurutan; satuan bahan yang satu harus dikuasai terlebih dahulu sebelum satuan bahan berikutnya dihadapi. Siswa yang belum menguasai bahan tertentu, tampak dari hasil saat melaksanakan tes kemajuan belajar, harus melakukan uasaha-usaha perbaikan. Program pengajarn perbaikan dapat terlaksana melalui pengajaran kembali pada kelompok yang belum menguasai melalui pengajaran remidial secara individual, serta dengan mengtur kembal kegiatan belajar siswa. landasan dari setrategi ini dikenal seagai “mastery learning”, dikembangkan dalam karya John B. Carrol, Benyamin S. Bloon dan James H. Block. [3]
Referensi Buku
[1] Abdul majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),hlm155.
[2] Ibid.,hlm 155.
[3] Ibid.,hlm 155-156