Pengertian, Jenis, dan Penjelasan Rukun Iman
Di zaman sekarang ini banyak orang yang hanya iman diucapan saja, artinya keimanannya tidak masuk ke dalam hati dan perbuatan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dosenmuslim.com akan membagikan ilmu tentang pengertian, jenis, dan penjelasan rukun iman. Untuk lebih paham mari kita pelajari ilmu tersebut di bawah ini.
Pengertian Iman
Iman (al-iman). Secara bahasa kata “iman” berasal dari bahasa arab (amuna) yang asalnya dari kata (al-amnu). Kata tersebut menurunkan kata (al-amanah) dan (al-iman). Sedangkan secara istilah, ada banyak definisi yang ditawarkan oleh para ulama mengenai iman. Di antaranya, di dalam kamus ”ta’rifat” dikatakan bahwa iman berarti “membenarkan dalam hati, meyakini dalam hati, dan mengucapkan atau mengikrarnya dengan lisan”. Menurut Ibnu Chajar al’Asqalany dalam kitab “Fatch al Bariy bin Syarchi Shachih al Buchariy” menyatakan bahwa iman secara bahasa adalah membenarkan (tashdiq), sedangkan secara syar’iy adalah membenarkan rasul dengan segala apa yang datang dari tuhannya.
Dalam buku “Thabaqat al Chanabilah” karya Muchammad bin abi Ya’la Abi Chusain disebutkan bahwa Iman adalah membenarkan apa yang telah di gambarkan atau dideskripsikan oleh Alloh SWT tentang diriNya, atau tentang rasul – rasulNya, dengan tidak perlu pembahasan, tidak perlu dibantah dan tidak perlu dipersoalkan, tidak ada penyerupaan, perumpamaan, serta tidak perlu ditafsirkan dan dita’wilkan.[1]
Jenis Tingkatan Iman
Para ulama ada yang membagi Iman menjadi 5 macam, yaitu :
- Iman yang sudah paten (al-iman al-mathbu’), yaitu imanya para Malaikat.
- Iman yang selalu terjaga (al-iman al-ma’shun), yaitu imanya para nabi.
- Iman yang diterima (al-iman al-maqbul), yaitu imanya para mukmin. Iman menjadikanya tunduk kepada Alloh SWT secara sempurna dan murni, menempuh jalan-Nya, serta memusatkan jiwa untuk meraih kerhidoan-Nya dalam melakukan apa yang disenangi dan menjauhi apa yang dibenci-Nya. Orang yang memiliki iman kategori ini adalah orang yang jujur.
- Iman yang terhenti (al-iman al-mauquf), yaitu imanya orang – orang yang berbuat bid’ah.
- Iman yang ditolak (al-iman al-mardud), yaitu imanya orang – orang munafiq. Ia menolak peribadatn kepada Alloh SWT, karena itu ia tergolong durhaka.
Penjelasan Rukun Islam
Pokok – pokok iman atau rukun iman itu ada 6 yaitu :
-
Iman kepada Allah SWT
Orang mukmin adalah orang yang kuat karena menyandarkan diri kepada Alloh SWT dengan bertawakal serta yakin bahwa Alloh SWT selalu bersamanya. Alloh SWT berfirman “Barang siapa yang tawakal kepada Alloh, maka sesungguhnya Alloh maha perkasa lagi maha bijaksana.” (Qs. Al-anfal: 49). Adapun syarat mutlak dari pengakuan iman kepada Alloh SWT haruslah diucapkan dengan sadar dan penuh keinsyafan, yakni kalimat syahadat tauhid, “Asy hadu alla ilaaha illallah”, yang artinya “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh.”
-
Iman kepada malaikat – malaikat Allah
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan dari nur (cahaya) yang tidak mempunyai nafsu tetapi mempunyai akal. Oleh karena itu, mereka tidak pernah durhaka kepada Alloh SWT. Beriman kepada malaikat kita percaya dengan sepenuhnya bahwa malaikat itu makhluk yang sangat taat kepada Alloh SWT, firman Alloh SWT, “segala mereka yang beriman, semuanya semuanya beriman kepada Alloh dan malaikatnya.” (Qs. Al-Baqoroh: 285).
-
Iman kepada kitab – kitab Allah
Al-kitab adalah firman Alloh SWT yang disampaikan kepada para RosulNya melalui malaikat Jibril, yang mengandung perintah maupun larangan untuk disampaikan kepada umatnya, kemudian dituis dan dikumpul dalam satu bendel berbentuk kitab. Beriman kepada kitab Alloh SWT berarti percaya bahwa Alloh SWT menurunkan beberapa kitab kepada RosulNya sebagai pedoman hidup umat manusia dalam segala hal, baik dunia maupun akhirat. Adapun kitab yang harus kita yakini ada empat, yaitu Taurat yang diwahyukan kepada nabi Musa As, Zabur yang diwahyukan kepada nabi Dawud As, Inji yang diwahyukan kepada nabi Isa As, serta Al-Qur’an yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW.
-
Iman kepada Rosul – rosul Allah
Beriman kepada Rosul – rosul Alloh SWT berarti kita mengakui dengan sepenuhnya, bahwa Alloh SWT mengutus para Rosul/nabi untuk menyampaikan wahyu – wahyuNya yang berisi tentang tauhid, hukum – hukum, dan membimbing manusia kejalan yang benar. (Baca juga: Hakikat Makna ASWAJA)
-
Iman kepada hari kiamat
Beriman kepada hari kiamat berarti percaya sepenuhnya bahwa setelah alam seisinya dihancurkan oleh Allah dan semua makhluk akan mati kemudian dibangkitkan untuk diperhitungkan segala amal kebaikan dan keburukan sedetail mungkin, kemudian baru ditentukan tempatnya menurut ukuran amalnya masing-masing. “ Dan sesungguhnya Dia-lah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya, dan bahwasanya Allah membangkitkan semu orang di dalam kubur.” (Qs. Al-Hajj: 6-7)
-
Iman kepada Qodho’ dan Qodar
Artinya, kita yakin dan percaya dengan sesungguhnya bahwa sesuatu yang telah, atau sedang atau yang akan terjadi adalah kehendak Allah, sebagaimana firmanNya, “ Adalah segala urusan Allah itu, menurut ketentuan yang telah ditaqdirkan.” (Al-Ahzab: 38)
Referensi
[1] Uin sunan kali jaga, tauhid, Yogyakarta: pokja akademik uin sunan kali jaga, 2005, hal 10